Saturday, December 27, 2008

Mutiara Nasihat



Nabi Muhammad SAW bersabda:

1. Ciri-ciri orang beriman:
- benci terhadap hartanya ( tidak kedekut )
- benci terhadap wanita bukan muhrim
- benci terhadap ucapan semata-mata untuk manusia ( berharap
mendapat sanjungan )

2. Ciri-ciri orang berakal:
- berlindung daripada kepentingan duniawi
- tahan diuji kemiskinan
- bersabar atas kesusahan hidup

3. Ciri-ciri orang bertakwa:
- berhati-hati dalam melakukan penipuan dan perbuatan keji
- benci berada di tempat maksiat
- meninggalkan sebahagian kekayaan dunia

4. Ciri-ciri orang yang benar:
- merahsiakan ibadah-ibadah sunat
- merahsiakan amal sedekah
- merahsiakan musibah yang menimpanya

5. Ciri-ciri ahli ibadah (abid):
- benci terhadap hawa nafsunya
- sentiasa menghisab diri
- lama berdiri (solat) di hadapan Allah

6 Ciri-ciri orang soleh:
- membaiki hubungan baik antara hak Allah dan dirinya
- membaiki amal-amalnya
- redha terhadap saudara seperti redha terhadap dirinya

7 Ciri-ciri orang yang berbahagia:
- makan makanan yang halal
- duduk dengan alim ulama (mendengar ceramahnya)
- mengerjakan solat secara berjemaah

8 Ciri-ciri orang beriman:
- bersegera dalam melakukaan ketaatan kepada Allah
- menjauhi segara perkara yang haram
- berbuat baik terhadap orang yang berbuat jahat terhadapnya

9 Ciri-ciri orang yang pemurah:
- memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya
- membayar zakat
- suka abersedekah

10 Ciri-ciri orang yang sabar:
- merapatkan hubungan dengan orang memutuskan silaturrahim
dengannya
- memberikan sesuatu kepada orang yang menghalanginya
- memaafkan orang yang mezaliminya
- bersabar atas musibah yang menimpa dirinya
- bersabar dengan qadha Allah

11 Ciri-ciri orang yang diterima taubatnya:
- menjauhi perbuatan yang diharamkan
- sentiasa dahaga dan mencari ilmu ketuhanan
- tidak kembali melakukan dosa yang pernah dilakukannya


berdasarkan karya Hafizh Ibnu Hajaral Asqalani yang berjudul Al Munabbihat

Sunday, December 14, 2008

Selamat Menyambut 1 Muharam 1430 pada 29 Dis 2008. Semoga membuka lembaran hidup yang baru.

Thursday, December 11, 2008

Siapakah Jin, Iblis, Setan dan Qarin?

A. Jin

Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah SWT menyebut beberapa kali kata ‘jin’. Bahkan ada satu surat yang secara khusus membahas tentang jin dan dinamakan dengan surat Al-Jin. Bila disimpulkan secara sekilas, maka ada hal-hal yang bisa ketahui dari Al-Quran Al-Kariem tentang siapakah sosok jin itu.

1. Jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Allah SWT menyebutkan bahwa jin itu diciptakan dari api yang sangat panas, juga disebutkan terbuat dari nyala api. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.(QS.Al-Hijr : 27)

dan Dia menciptakan jin dari nyala api.(QS.Ar-Rahman : 15 )

2. Jin ada yang muslim dan ada yang tidak Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS.Al-Jin :11 )

Contoh jin muslim adalah jin yang menjadi tentara nabi Sulaiman as. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.(QS.An-Naml : 17 )

Dan Kami angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.(QS.Saba’ : 12 )

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang seperti kolam dan periuk yang tetap . Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. Saba’ : 13)

B. IBLIS

Iblis menurut bahasa arab berasal dari kata ablasa – yublisu – ilbisan yang berarti putus asa, frustasi atau berdukacita. Ilbis menurut Al Qur'an adalah salah satu dari golongan jin yang ingkar terhadap perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam as. Hal tersebut sebagaimana firman Allah:“dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat,’sujudlah kamu kepada adam,’maka kecuali ilblis. Dia adalah golongan jin, maka ia mendurhakai perintah tuhannya...” (QS. Al Khafi: 50)

“Allah berfirman:”apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Nabi Adam as) diwaktu aku menyuruhmu?” ilbis menjawab:”aku lebik baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS al A’raf: 12)

Sedangkan Iblis adalah makhluq durhaka yang jenisnya adalah jin, bukan jenis manusia. Al-Quran Al-Kariem secara tegas menyebutkan bahwa Iblis itu adalah dari jenis jin.Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam , maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim. (QS.Al-Kjahfi : 50)

Jadi bisa disebutkan bahwa Iblis itu adalah seorang oknum yang berjenis jin. Dialah dahulu jin yang paling dekat dengan Allah SWT, lalu berubah menjadi ingkar lantaran tidak mau diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama. Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS.Al-Baqarah : 34)

Motivasi yang menghalangi si Iblis itu untuk sujud kepada Adam tidak lain adalah rasa kesombongan dan tinggi hati. Dia merasa dirinya jauh lebih baik dari Adam. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS.Al-Araf : 12 )

Ciri yang paling utama dari Iblis adalah dia tidak mati-mati sampai hari kiamat. Dan penangguhan usianya itu memang telah diberikan oleh Allah SWT Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (QS.Al-Araf : 14-15 )

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya ". (QS.Shaad : 79-81 )

Jadi iblis adalah nama seorang jin yang hidup di masa penciptaan Adam as dan tidak mati-mati sampai hari ini. Iblis adalah kakek moyang syetan yang juga punya keturunan, namun keturunannya itu tidak mendapatkan jaminan untuk hidup sampai kiamat. Dan sebagai bangsa jin, ada diantara keturunannya itu yang mati. Meski barangkali usianya berbeda dengan rata-rata manusia. Tetapi tetap akan mati juga. Kecuali kakek moyang mereka yaitu Iblis.

Sangat jelaslah ilbis itu bukan makluk baru ciptaan Allah SWT atau tafsiran beberapa ulama terdahulu ilbis itu merupakan malaikat yang membangkang Allah Azza Wa Jalla. Kedua ayat Al Qur'an diatas secara implisit dan tegas menyebutkan ilbis berasal dari golongan jin yang tercipta dari api. Sedangkan makluk Allah yang tercipta dari api hanya bangsa jin bukan manusia yang tercipta dari tanah atau bangsa malaikat yang tercipta dari cahaya (nur).Selain itu ada beberapa dalil yang membuktikan bahwa sebelumnya iblis bukan dari golongan malaikat melainkan golongan jin:

1. Iblis memiliki keturunan, sementara malaikat tidak memiliki keturunan.

2. Malaikat terjaga dari segala dosa, sementara ilbis tidak terjaga dari dosa.

3. Iblis tercipta dari api, sedangkan malaikat tercipta dari cahaya.

4. dalam Al Qur'an ditegaskan bahwa syetan adalah jin.

5. banyak riwayat dari rasulullah muhammad saw dan para sahabat yang sampai kepada kita yang menegaskan bahwa ilbis adalah jin.

C. Setan

Menurut bahasa Arab adalah ruuhun syariirun atau ruh yang sangat jahat/buruk, al-hayatul khabitsah atau suatu kehidupan yang sangat buruk dan mutamarridun madsadun atau pendurhaka yang merusak”. Sedangkan setan secara istilah adalah sifat yang jahat yang tersembunyi dalam diri jin dan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan dan kehancuran. Jadi syetan adalah profesi atau sebutan dari kalangan jin dan manusia yang jahat. Hal ini sesuai dengan definisi Allah mengenai syetan dalam Al Qur'an:“syetan yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan jin dan manusia” (QS. An-Naas: 5-6)

“ dan demikian kami jadikan bagi tiap – tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin. Sebagian lagi membisikkan kepada sebagian lagi perkataan – perkataan yang indah – indah untuk menipu manusia. Jikalau tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan,” (QS Al-An’am: 112)

Jadi Setan adalah anak cucu keturunan dari Iblis dan Jin.
Diantara sifat syetan itu adalah sifat congkak, sesat dan cinta terhadap kejahatan. Jin yang bersifat congkak dan cinta kejahatan disebut setan. Manusia yang memiliki sifat tersebut disebut juga setan. Setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin yang ditetapkan Allah sebagai musuh para nabi itu menperdaya sebagian yang lain dengan kata-kata indah yang dibisikannya. Yang dimaksud dengan membisikkan disini adalah memindahkan pengaruh internal dari sebagian kepada sebagian yang lain, menipu dan mendorongnya untuk berbuat congkak, sesat dan maksiat kepada Allah Azza Wa Jalla.

Setan jenis manusia, sepak terjangnya dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh mata telanjang kita, begitu pula bentuk permusuhan mereka terhadap nabi dan orang yang beriman itu. Sementara seyetan jenis jin bercampurbaur denjgan manusia untuk menjerumuskan dan menyesatkanya dengan cara – cara yang tidak diketahui manusia. Sebagaimana firman Allah di Al Qur'an:“dan kami tetapkan bagi mereka teman – teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada dihadapan dan dibelakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi”(QS Fusshilat: 25)

“ dan orang-orang kafir berkata, “ya Tuhan kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kami kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina” (QS Fusshilat: 29)

Sedangkan Syaitan itu menurut Al-Quran Al-Kariem adalah makhluq yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji serta berbohong.

1. Mengajak Kepada Perbuatan Keji Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.(QS. Al-Baqarah : 169 )

2. Syetan Adalah Musuh Manusia Dan Allah SWT telah menegaskan bahwa syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS.Al-Baqarah : 208 )

3. Memberi Janji Dan Angan-angan Kosong Syaitan itu kerjanya memberi janji dan angan-angan kosong kepada manusia Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS.An-Nisa : 120 )

4. Syaitan Bisa Berujud Manusia Namun Syaitan itu tidak terbatas pada jenis makhluk halus / jin saja, melainkan manusia pun bisa dikategorikan sebagai syaitan. Dan Al-Quran Al-Kariem pun juga menyebut-nyebut tentang manusia yang menjadi syaitan itu. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS.Al-Anam : 112)

Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia. (QS.An-Naas : 1-6 )

D. QARIN

“barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang maha pemurah (Al Quran), kami adakan baginya setan, maka setan itulah menjadi teman (al Qarin) yang menyertainya” (QS az-Zukhruf: 36)

Rasulullah muhammad saw bersabda tentang al Qarin, “tidak satupun dari kamu yang tidak diwakilkan oleh Allah seorang qarin (peneman) baginya dari bangsa jin.” Para sahabat bertanya. “apakah qarin itu juga diperuntukkan bagimu wahai Rasulullah Muhammad SAW?” beliau menjawab, “juga bagi saya, akan tetapi Allah SWT telah menolongku terhadapnya, lalu ia masuk Islam, sedangkan ia tidak akan menyuruhku kecuali pada kebaikan.” (HR muslim)

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “tidaklah ada seorang diantara kalian kecuali disertakan untuknya qarin dari jin dan qarin dari malaikat.”(HR Muslim dan Ibnu Mas’ud)

Sangat jelas bahwa Qarin itu merupakan salah satu suku bangsa jin yang disebut QARIN yang ditugaskan Allah untuk selalu mengikuti manusia dalam setiap aktivitasnya. Kemungkinan jin qarin masuk Islam oleh pengaruh manusia dijelaskan Dr. Al Asyqar berkata: bisa jadi seorang muslim manpu menpengaruhi jin pendampingnya kemudian dia masuk Islam”. Tetapi Syeikh Wahid Abdus Salam Bali berkata: apa yang dikatakan oleh Dr. Al Asyqar perlu ditinjau, karena pernyataannya tersebut mengisyaratkan bahwa setiap muslim bisa menpengaruhi jin pendampingnya hingga masuk Islam, bahkan secara tegas beliau menyatakan hal ini.

Padahal yang benar tidaklah demikian, karena pemberitahuan di dalam hadist tersebut lahiriahnya menunjukkan bahwa hal tersebut khusus bagi Nabi Muhammad SAW. Siapa yang menyatakan berlaku bagi umum maka ia harus mengemukakan dalil. Sepanjang yang saya ketahui tidak ada dalil yang mendukung pendapat itu.

Sahabat Umar bin Khattab yang dikenal kuat aqidahnya dan baik komitmen agamanya, ditakuti syetan (golongan jin) tetapi beliau tidak manpu mengislamkan jin pendampingnya. Selain itu seandainya seorang muslim selain Nabi Muhammad SAW manpu mengislamkan jin pendampingnya niscaya tidak ada lagi diadakannya ujian dan cobaan.Seringkali kita mendengar kasus-kasus kesurupan dan menonton sinetron atau reality show bertema jin, dimana “makluh ghaib” yang merasuki tubuh manusia atau berada ditempat/rumah setelah dimediumisasi mengakui sebagai ruh Rasulullah Muhammad SAW, ruh personil walisanga, ruh bung karno, ruh raja-raja terdahulu dan ruh dari keluarga. Si “makluh ghaib” itu menyakinkan dengan manpu menyebutkan tempat suatu kejadian, peristiwa-peristiwa tertentu, silsilah/nasap keluarga dan sebagainya, hal ini membuat orang-orang disekitarnya menyakini bahwa yang merasuk memang ruh yang gentayangan.Kalaupun ada kesamaan antara pengakuan si “makluh ghaib” dengan sejarah hidup seseorang yang telah meninggal, bukanlah merupakan bukti bahwa itu ruh orang tertentu yang bergentayangan. Itu adalah ulah jin Qarin orang tersebut saat masih hidup. Si jin Qarin ini berumur panjang dari orang itu yang memiliki data-data lengkap mengenai kehidupan orang itu. Tentunya dengan mudah menjabarkan sejarah hidup orang itu.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Wednesday, December 3, 2008

Al Fatiha









Al Fatiha untuk bonda yang tercinta - Hajah Timah binti Darus yang
kembali ke rahmatullah pada tanggal 29 November 2008.
Semoga roh bondaku dicucuri rahmat dan dihimpunkan
bersama-sama insan yang soleh. Ameen.






Friday, November 28, 2008

SIFAT-SIFAT KEBODOHAN MANUSIA


1. BANGGA DIRI

2. GOPOH

3. MENYALAHKAN ORANG LAIN

4. CEPAT MARAH

5. MUDAH DIGODA SYAITAN

6. MENGUMPAT

7. HATI YANG BERMASALAH

8. TAMAKKAN DUNIA

9. MEMAKSA DIRI

10. MALAS BERIBADAT

11. JIWA TERTEKAN

12. HIPOKRIT

13. MEREMEHKAN DOSA KECIL

14. TAKUT TUA

15. SUKA MEMBAZIR WAKTU

16. MENZALIMI DIRI SENDIRI

17. MUDAH BOSAN

18.BERBOHONG

19. CURANG

20. TIDAK SEGERA BERTAUBAT " SELAGI PINTU TAUBAT MASIH TERBUKA ".

Tuesday, November 18, 2008

10 Wasiat Imam Syafie


DIRIWAYATKAN, sebelum Imam Syafie kembali ke Rahmatullah, beliau sempat berwasiat kepada sebahagian daripada muridnya yang boleh dijadikan panduan kepada umat Islam. Wasiat yang dimaksudkan ialah pesanan dan nasihat beliau yang yang sangat bernilai.
Berikut ialah antara kandungan wasiat itu: "Sesiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat, maka hendaklah ia mengamalkan sepuluh perkara."

Pertama: Hak kepada diri � mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan percakapan dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.

Kedua: Hak kepada malaikat maut - mengqandakan kewajipan yang tertinggal , mendapatkan kemaafan dari orang yang dizalimi, membuat persediaan untuk mati dan berasa cinta kepada Allah.

Ketiga: Hak kepada kubur � membuang tabiat suka menabur fitnah, membuang tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat tahajud dan membantu orang yang dizalimi.

Keempat: Hak kepada Munkar dan Nakir � tidak tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat menasihati.

Kelima : Hak kepada Mizan (Neraca Timbangan Amalan Pada Hari Akhirat) � menahan kemarahan, banyak berzikir, mengikhlaskan amalan dan sanggup menanggung kesulitan.

Keenam: Hak kepada Sirat (titian yang merentangi neraka pada hari akhirat) � membuang tabiat suka mengumpat, warak, suka membantu orang beriman dan suka berjemaah.

Ketujuh : Hak kepada Malik (Malaikat Penjaga Neraka) � menangis lantaran takut kepada Allah SWT, berbuat baik kepada ibu bapa, bersedekah ketika terang-terangan serta sembunyi dan memperelokkan akhlak.

Kelapan : Hak kepada Ridhwan (Malaikat Penjaga Syurga) � berasa reda kepada qada Allah, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas hikmat Allah dan bertaubat dari melakukan maksiat.

Kesembilan : Hak Kepada Nabi saw � bersalawat ke atasnya, berpegang dengan syariat, bergantung kepada as-sunnah (hadis) menyayangi sahabat dan bersaing dalam mencari kelebihan daripada Allah.

Kesepuluh : Hak kepada Allah SWT � mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah manusia daripada keburukan, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.



Dosa Dosa Besar

Mengikut imam Azzahabiyy dalam kitabnya "Al-Kabaair" beliau menghimpunkan jenis dosa-dosa besar sebanyak 70 perkara seperti berikut:
01 - Belajar ilmu dan sembunyi pengetahuan
02 - Bersaksi palsu
03 - Berjudi
04 - Bersumpah palsu dan bohong
05 - Berbohong
06 - Bergambar di baju (bila sembahyang)
07 - Perempuan pelacur
08 - Berbuat buruk terhadap yang lemah
09 - Berdebat dan memusuhi
10 - Bersifat dayus
11 - Bercakap kasar dengan orang tua
12 - Dusta nama Allah dan rasulnya
13 - Derhaka pada suami
14 - Derhaka pada hamba Allah, anggap baik dirinya
15 - Hakim derhaka
16 - Homoseks (seagama/sejenis)
17 - Mengurangi timbangan
18 - Lari seorang hamba dari tuannya
19 - Lelaki menyerupai wanita
20 - Lari dari medan perang di jalan Allah
21 - Membunuh manusia
22 - Membunuh diri sendiri
23 - Mengamalkan sihir
24 - Meninggalkan sembahyang lima waktu
25 - Meninggalkan sembahyang jumaat
26 - Menderhaka kepada kedua ibu bapa
27 - Memutuskan hubungan silaturrahim
28 - Melakukan zina
29 - Makan harta anak yatim secara tidak betul
30 - Makan dari kekayaan haram
31 - Memberi dan menerima rasuah
32 - Melabuhkan pakaian kerana berlagak sombong
33 - Makan riba
34 - Minum arak
35 - Mencuri
36 - Merompak
37 - Melakukan kezaliman
38 - Melakukan pengkhianatan
39 - Menyebut-nyebut pemberian
40 - Mengingkari janji
41 - Memfitnah
42 - Mengutuk orang islam
43 - Merasa aman dari kemurkaan Allah
44 - Menipu harta rampasan
45 - Melampaui batas
46 - Menuduh zina terhadap orang baik
47 - Memakai emas dan sutera (bagi lelaki)
48 - Mempercayai nujum dan sihir
49 - Menjadi bapa sanggup
50 - Mencari kesalahan orang lain
51 - Menganggu orang lain
52 - Menganggu tetangga
53 - Menyakiti dan memaki orang islam
54 - Mengintip dan membuka rahsia orang
55 - Mencaci sahabat Nabi
56 - Mengurangi wasiat
57 - Mengingkari takdir
58 - Putus asa dari rahmat Allah
59 - Penipuan dan kezaliman terhadap rakyat
60 - Riak dan mempamerkan diri
61 - Syirikkan Allah dengan sesuatu yang lain
62 - Sombong serta angkuh
63 - Sembelih untuk selain Allah
64 - Tidak mengeluarkan zakat
65 - Tidak berpuasa di bulan ramadhan
66 - Tidak mengerjakan haji jikalau mampu
67 - Tidak istinjak selepas kencing
68 - Tidak mendengar cakap ibu bapa
69 - Tipu daya
70 - Wanita menyerupai lelaki

Friday, November 7, 2008

1. Tanda-tanda kebodohan:

- membazir masa
- menangguh taubat
- menyebarkan rahsia orang

2. Nikmat iman akan dirasa apabila orang yang redha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad saw sebagai rasul.

3. Perkara-perkara yang mengeraskan hati:

- mendengar perbualan yang tidak berfaedah
- berkumpul dalam masa yang lama
- ketawa yang berlebihan

4. Berbahagialah orang yang:

- bersyukur apabila mendapat limpahan nikmat
- jika melakukan dosa maka akan berisghtifar
- berjaya menahan marah
- berlaku adil

5. Buku adalah sahabat yang paling baik.

Sunday, October 26, 2008

NASIHAT SALING MENASIHATI

1. Perjalanan di dunia dan perjalanan di akhirat masing-masing memerlukan bekal. Bekal untuk perjalanan dunia perlu diusahakan namun bekal untuk perjalanan di akhirat lebih perlu diutamakan.

2. Sedikit bicara adalah hikmah, sedikit makan itu sihat, dan sedikit tidur itu ibadah, sertasedikit bergaul dengan manusia itu selamat.

3. Sesungguhnya setiap hari adalah Hari Kiamat ( kematian ).

4. Jika inginkan pakaian yang bagus, ingatkan kain kafan. Jika inginkan rumah yang mewah, ingatkan liang kubur, jika suka makanan yang enak, ingatlah akan jadi makanan ulat-ulat.

5. Beribadahlah kepada Allah sesuai dengan hajatmu, ambillah dunia sesuai dengan umurmu, lakukan dosa sesuai dengan masa tinggalmu di dalam kubur, dan beramal baiklah sesuai keinginanmu untuk tinggal dan menetap di syurga.

6. Ucapan tanpa zikir adalah sia-sia, diam tanpa fikir adalah lalai, memandang tanpa mengambil pelajaran adalah permainan.

7. Jagalah hatimu ketika solat, jagalah lidahmu dalam majlis, jagalah tanganmu ketika marah, jagalah perutmu ketika berada di tempat makan.

8. Harta adalah kekasih yang menipu dan umur adalah musuh yang lari. Kedua-duanya tidak pernah abadi.

9. Kasihanilah orang di bumi, maka Allah akan mengasihimu.

10. Di dunia ini tiada syair lagu kecuali ratapan orang yang berdosa.

Wednesday, October 8, 2008

What Can You Do In One Minute?

Praise be to Allaah. Time is of the essence, it is too precious to be wasted or neglected. The wise person is the one who pays attention to his time and does not treat it as a vessel to be filled with cheap things and vain talk. Instead, he limits it to worthy efforts and righteous deeds that please Allaah and benefit other people. Every minute of a person’s life carries the potential to raise his own status and to make his people happier, little by little. If you are keen to attain the highest position, and bring the most happiness to your people, then forget about relaxing and keep away from empty amusement. In one minute you can do a lot of good and earn much reward. In just one minute, by giving in charity, studying, memorizing, or striving to do good deeds, you can make sure that this minute of your life is not wasted. One minute may be recorded in your book of good deeds if you know how to make the most of it and take care of it: Strive to make the most of each minute If you forget it, you forget the most important thing, the truth. There follows a list of things that can be done in one minute, by the permission of Allaah:
1. In one minute you can recite Soorat al-Faatihah 3 times, reciting rapidly and silently. Some scholars said that the reward for reading al-Faatihah is more than 600 hasanahs, so if you read it 3 times you will, by the permission of Allaah, gain more than 1800 hasanahs – all of that in one minute.
2. In one minute you can recite Soorat al-Ikhlaas (Qul Huwa Allaahu Ahad) 20 times, reciting rapidly and silently. Reciting it once is equivalent to one-third of the Qur’aan. If you read it 20 times it is equivalent to reading the Qur’aan 7 times. If you read it 20 times in one minute each day, you will have read it 600 times in one month, and 7200 times in one year, which will be equal in reward to reading the Qur’aan 2400 times.
3. You can read one page of the Book of Allaah in one minute.
4. You can memorize a short aayah of the Book of Allaah in one minute.
5. In one minute you can say Laa ilaaha ill-Allaah wahdahu laa shareeka lah, lahu’l-mulk wa lahu’l-hamd wa huwa ‘ala kulli shay’in qadeer (There is no god except Allaah alone with no partner; to Him be dominion and praise, and He is Able to do all things) – 20 times. The reward for saying this is like freeing 8 slaves for the sake of Allaah from among the sons of Ismaa’eel.
6. In one minute you can say Subhaan Allaahi wa bi hamdihi (Glory and praise be to Allaah) 100 times. Whoever says that in one day will be forgiven for his sins even if they are like the foam of the sea.
7. In one minute you can say Subhaan Allaahi wa bi hamdihi Subhaan Allaah il-‘Azeem (Glory and praise be to Allaah, glory be to Allaah the Almighty) 50 times. These are two phrases which are light on the lips, heavy in the balance and beloved to the Most Merciful, as was narrated by al-Bukhaari and Muslim.
8. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said: “When I say ‘Subhaan Allaah, wa’l-hamdu Lillah, wa laa ilaah ill-Allaah, wa Allaahu akbar (Glory be to Allaah, praise be to Allaah, there is no god except Allaah, and Allaah is Most Great)’, this is more beloved to me than all that the sun rises upon.” (Narrated by Muslim). In one minute, you can say all of these words more than 18 times. These words are the most beloved words to Allaah, the best of words, and they weigh heavily in the balance of good deeds, as was narrated in the saheeh ahaadeeth.
9. In one minute you can say, Laa hawla wa laa quwwata illa Billaah (there is no strength and no power except with Allaah) more than 40 times. This is one of the treasures of Paradise, as was narrated by al-Bukhaari and Muslim. They are a means of putting up with difficulties and of aiming to achieve great things.
10. In one minute you can say Laa ilaaha ill-Allaah approximately 50 times. This is the greatest word, for it is the word of Tawheed, the good word, the word that stands firm. If these are the last words of a person, he will enter Paradise, and there are other reports which indicate how great these words are.
11. In one minute you can say Subhaan Allaah wa bi hamdih, ‘adada khalqihi, wa ridaa nafsihi, wazinata ‘arshihi, wa midaada kalimaatihi (Glory and praise be to Allaah, as much as the number of His creation, as much as pleases Him, as much as the weight of His Throne and as much as the ink of His words) more than 15 times. This words bring many more times the reward for other forms of tasbeeh and dhikr, as was reported in saheeh ahaadeeth from the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him).
12. In one minute you can seek the forgiveness of Allaah more than 100 times by saying “Astaghfir-Allaah (I seek the forgiveness of Allaah). The virtues of seeking forgiveness are no secret, for it is the means of attaining forgiveness and entering Paradise, and it is the means of being granted a good life, increasing one’s strength, warding off disasters, making things easier, bringing rain and increasing one’s wealth and children.
13. You can say a few brief and concise words in one minute, and Allaah may bring about some good through them that you could never imagine.
14. In one minute you can send blessings on the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) 50 times by saying Sall-Allaahu ‘alayhi wa sallam (May Allaah bless him and grant him peace). In return Allaah will send blessings upon you 500 hundred times because one blessing brings ten like it.
15. In one minute you can motivate your heart to give thanks to Allaah, to love Him, to fear Him, to put hope in Him, to long for Him, and thus travel through the stages of ‘uboodiyyah (total enslavement to Allaah). You could do this when you are lying on your bed or walking in the street.
16. In one minute you can read more than two pages of a useful book that is easy to understand.
17. In one minute you can uphold the ties of kinship by calling a relative on the phone.
18. You can raise your hands and recite any du’aa’ you wish from the books of du’aa’, in one minute.
19. You can say salaams to and shake hands with a number of people in one minute.
20. You can forbid an evil action in one minute.
21. You can enjoin something good in one minute.
22. You can offer sincere advice to a brother in one minute.
23. You can console someone who is depressed in one minute.
. You can remove something harmful from the road in one minute.
25. Making the most of one minute motivates you to make the most of other periods that would otherwise be wasted. Al-Shaafa’i (may Allaah have mercy on him) said: When people go to sleep, I let my tears flow, and I recite a verse of the most eloquent poetry Is it not a waste that nights go by and I do not increase in knowledge, yet this time is counted as part of my life? Finally, the more sincere you are towards Allaah and the more aware you are of Him, the greater will be your reward and the more your hasanaat will increase. Note that most of these actions will not cost you anything; they do not require tahaarah (purity) and they will not tire you out or take much effort. On the contrary, you can do them whilst you are walking, or in your car, or lying down, or standing, or sitting, or waiting for somebody. These actions are also among the greatest means of attaining happiness, expanding the chest (i.e., bringing relief and joy) and removing stress and anxiety. May Allaah help us and you to do that which He loves and which pleases Him. May Allaah bless our Prophet Muhammad.

Friday, September 26, 2008

Surah -Waaqi'ah

[1]Apabila berlaku hari kiamat itu,
[2]Tiada sesiapapun yang dapat mendustakan kejadiannya.
[3]Kejadian hari kiamat itu merendahkan (golongan yang ingkar), dan meninggikan (golongan yang taat).
[4](Ia berlaku) semasa bumi bergoncang dengan sebenar-benar goncangan.
[5]Dan gunung-ganang dihancur leburkan dengan selebur-leburnya,
[6]Lalu menjadilah ia debu yang bertebaran,
[7]Dan kamu pula menjadi tiga puak (yang berlainan keadaannya);
[8]Iaitu puak pihak kanan; alangkah bahagianya keadaan puak pihak kanan itu?
[9]Dan puak pihak kiri; - alangkah seksanya keadaan puak pihak kiri itu?
[10]Dan (puak yang ketiga pula ialah) orang-orang yang telah mendahului (dalam mengerjakan kebaikan di dunia), - yang akan mendahului (mencapai balasan yang sebaik-baiknya di akhirat kelak);
[11]Mereka itulah orang-orang yang didampingkan (di sisi Allah),
[12](Tinggal menetap) di dalam syurga-syurga yang penuh nikmat.
[13](Di antaranya) sekumpulan besar dari umat-umat manusia yang terdahulu;
[14]Dan sebilangan kecil dari orang-orang yang datang kemudian.
[15](Mereka duduk di dalam Syurga itu) di atas takhta-takhta kebesaran yang bertatahkan permata;
[16]Sambil berbaring di atasnya dengan berhadap-hadapan.
[17]Mereka dilayani oleh anak-anak muda lelaki yang tetap kekal (dalam keadaan mudanya), yang sentiasa beredar di sekitar mereka, -
[18]Dengan membawa piala-piala minuman dan tekoh-tekoh serta piala atau gelas yang berisi arak (yang diambil) dari sungainya yang mengalir.
[19]Mereka tidak merasa pening kepala dan tidak pula mabuk dengan sebab menikmatinya. [20]Dan juga (dibawakan kepada mereka) buah-buahan dari jenis-jenis yang mereka pilih,
[21]Serta daging burung dari jenis-jenis yang mereka ingini.
[22]Dan (mereka dilayani) bidadari-bidadari yang cantik parasnya,
[23]Seperti mutiara yang tersimpan dengan sebaik-baiknya.
[24](Semuanya itu) sebagai balasan bagi (amal-amal baik) yang mereka telah kerjakan.
[25]Mereka tidak akan mendengar dalam Syurga itu perkataan yang sia-sia dan tiada pula sesuatu yang menyebabkan dosa; -
[26]Mereka hanya mendengar ucapan: " Selamat! Selamat! " (dari satu kepada yang lain).
[27]Dan puak kanan, - alangkah bahagianya keadaan puak kanan itu?
[28]Mereka bersenang-lenang di antara pohon-pohon bidara yang tidak berduri.
[29]Dan pokok-pokok pisang yang tersusun rapi buahnya,
[30]Dan naungan yang tetap terbentang,
[31]Dan air yang sentiasa mengalir,
[32]Serta buah-buahan yang banyak,
[33]Yang tidak putus-putus dan tidak pula terlarang mendapatnya,
[34]Dan tempat-tempat tidur yang tertinggi keadaannya.
[35]Sesungguhnya Kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa,
[36]Serta Kami jadikan mereka sentiasa dara (yang tidak pernah disentuh),
[37]Yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya.
[38](Semuanya itu disediakan) bagi puak kanan;
[39]Iaitu sebilangan besar dari orang-orang yang terdahulu,
[40]Dan sebilangan besar dari orang-orang yang datang kemudian.
[41]Dan puak kiri, - alangkah seksanya keadaan puak kiri itu?
[42]Mereka diseksa dalam angin yang membakar dan air yang menggelegak
[43]Serta naungan dari asap hitam,
[44]Yang tidak sejuk, dan tidak pula memberi kesenangan.
[45]Sesungguhnya mereka sebelum itu dilalaikan oleh kemewahan (dunia, dari mengingati hukum Tuhan).
[46]Dan mereka pula sentiasa melakukan dosa yang besar,
[47]Dan juga mereka selalu berkata: "Adakah sesudah kita mati serta menjadi tanah dan tulang, betulkah kita akan dibangkitkan hidup semula?
[48]"Dan adakah juga datuk nenek kita yang telah lalu, (akan dibangkitkan hidup semula)? "
[49]Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya orang-orang yang telah lalu dan orang-orang yang terkemudian,
[50]"Tetap akan dihimpunkan pada masa yang ditentukan - pada hari kiamat yang termaklum. [51]"Kemudian, sesungguhnya kamu wahai orang-orang yang sesat yang mendustakan (kedatangan hari kiamat),
[52]Tetap akan memakan (pada hari itu) dari sebatang pokok, iaitu pokok zaqqum,
[53]"Maka kamu akan memenuhi perut kamu dari pokok (yang pahit buahnya) itu, [54]"Selepas itu kamu akan meminum pula dari air panas yang menggelegak,
[55]"Iaitu kamu akan minum seperti unta yang berpenyakit sentiasa dahaga dan tidak puas-puas".
[56]Inilah (jenis-jenis azab) yang disediakan untuk menyambut mereka pada Hari Pembalasan itu.
[57]Kamilah yang telah menciptakan kamu (dari tiada kepada ada - wahai golongan yang ingkar), maka ada baiknya kalau kamu percaya (akan kebangkitan kamu hidup semula pada hari kiamat).
[58](Mengapa kamu masih berdegil?) Tidakkah kamu memikirkan keadaan air mani yang kamu pancarkan (ke dalam rahim)?
[59]Adakah kamu yang menciptakannya atau Kami yang menciptakannya?
[60]Kamilah yang menentukan (dan menetapkan masa) kematian (tiap-tiap seorang) di antara kamu, dan Kami tidak sekali-kali dapat dikalahkan atau dilemahkan;
[61](Bahkan Kami berkuasa) menggantikan (kamu dengan) orang-orang yang serupa kamu (tetapi tidak seperti bawaan kamu), dan berkuasa menciptakan kamu dalam bentuk kejadian yang kamu tidak mengetahuinya.
[62]Dan demi sesungguhnya, kamu telah sedia mengetahui tentang ciptaan diri kamu kali pertama, maka ada baiknya kalau kamu mengambil ingatan (bahawa Allah yang telah menciptakan kamu dari tiada kepada ada, berkuasa membangkitkan kamu hidup semula pada hari akhirat kelak).
[63]Maka (mengapa kamu masih berdegil?) Tidakkah kamu melihat apa yang kamu tanam? [64]Kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?
[65]Kalau Kami kehendaki, sudah tentu Kami akan jadikan tanaman itu kering hancur (sebelum ia berbuah), maka dengan itu tinggalah kamu dalam keadaan hairan dan menyesal,
[66](Sambil berkata): "Sesungguhnya kami menanggung kerugian.
[67]"Bahkan kami hampa (dari mendapat sebarang hasil) "
[68]Selain dari itu, tidakkah kamu melihat air yang kamu minum?
[69]Kamukah yang menurunkannya dari awan (sebagai hujan), atau Kami yang menurunkannya?
[70]Kalau Kami kehendaki, Kami akan jadikan dia masin, maka ada baiknya kalau kamu bersyukur.
[71]Akhirnya, tidakkah kamu melihat api yang kamu nyalakan (dengan cara digesek)?
[72]Kamukah yang menumbuhkan pokok kayunya, atau Kami yang menumbuhkannya?
[73]Kami jadikan api (yang tercetus dari kayu basah) itu sebagai peringatan (bagi orang-orang yang lalaikan kebenaran hari akhirat) dan sebagai benda yang memberi kesenangan kepada orang-orang musafir.
[74]Oleh yang demikian - (wahai orang yang lalai) - bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmu Yang Maha Besar (sebagai bersyukur akan nikmat-nikmatNya itu).

[75]Maka Aku bersumpah: Demi tempat-tempat dan masa-masa turunnya bahagian-bahagian Al-Quran, -

[76]Dan sebenarnya sumpah itu adalah sumpah yang besar, kalaulah kamu mengetahuinya, - [77]Bahawa sesungguhnya (yang dibacakan kepada kamu) itu ialah Al-Quran yang mulia, (yang sentiasa memberi ajaran dan pimpinan),
[78]Yang tersimpan dalam Kitab yang cukup terpelihara,
[79]Yang tidak disentuh melainkan oleh makhluk-makhluk yang diakui bersih suci;

80]Al-Quran itu diturunkan dari Allah Tuhan sekalian alam.

[81]Patutkah kamu (wahai golongan yang kufur ingkar) bersikap sambil lewa terhadap keterangan-keterangan Al-Quran ini?
[82]Dan kamu jadikan sikap kamu mendustakannya (sebagai ganti) bahagian dan nasib kamu (menerima dan bersyukur akan ajarannya)?
[83]Maka alangkah eloknya kalau semasa (roh seseorang dari kamu yang hampir mati) sampai ke kerongkongnya, -
84]Sedang kamu pada masa itu (berada di sekelilingnya) menyaksikan keadaannya, -
[85]Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,
[86]Maka bukankah elok kalau kamu orang-orang yang tidak dikuasai (dan tidak tunduk kepada kekuasaan Kami), -
87]Kamu kembalikan roh itu (kepada keadaan sebelumnya) jika betul kamu orang-orang yang benar ?
[88]Kesudahannya: jika ia (yang mati itu) dari orang-orang " Muqarrabiin ",
[89]Maka (ia akan beroleh) rehat kesenangan, dan rahmat kesegaran, serta Syurga kenikmatan.
[90]Dan jika ia dari puak kanan,
[91]Maka (akan dikatakan kepadanya):" Selamat sejahtera kepadamu, (kerana engkau) dari puak kanan".
[92]Dan jika ia dari (puak kiri) yang mendustakan (Rasulnya), lagi sesat,
[93]Maka sambutan yang disediakan baginya adalah dari air panas yang menggelegak,
[94]Serta bakaran api neraka.
[95]Sesungguhnya (segala yang disebutkan) itu adalah kebenaran yang diyakini.

[96]Oleh itu, bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmu Yang Maha Besar.



Terjemahan ini dari Global Islamic Software Co, GISCO

Sunday, September 21, 2008

Malam Lailatul Qadr

Surah Al-Qadr

Surat Al Qadr terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat 'Abasa. Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Al Quran dimulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr, yang nilainya lebih dari seribu bulan; para malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam Lailatul Qadr untuk mengatur segala urusan.

Pada surat Al Qadr ini diterangkan bahwa permulaan Al Quran diturunkan ialah pada malam lailatul Qadr dan diterangkan juga ketinggian malam lailatul Qadr itu.

Surat Al Qadr menerangkan tentang permulaan Al Quran diturunkan, sedang surat Al Bayyinah menerangkan salah satu sebab Allah menurunkan Al Quran.

Sural Al Qadr ( Ayat 1-5)

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Maksud Malam Lailatul Qadr:

- MALAM TERBILANG
- MALAM PALING ISTIMEWA
- MALAM KEMULIAAN
- MALAM PENENTUAN

Friday, September 19, 2008

A-Mu'minun

Ayat 1-30

[1]Sesungguhnya berjayalah orang-orang yang beriman,
[2]Iaitu mereka yang khusyuk dalam sembahyangnya;
[3]Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia;
[4]Dan mereka yang berusaha membersihkan hartanya (dengan menunaikan zakat harta itu); [5]Dan mereka yang menjaga kehormatannya,
[6]Kecuali kepada isterinya atau hamba sahayanya maka sesungguhnya mereka tidak tercela:
[7]Kemudian, sesiapa yang mengingini selain dari yang demikian, maka merekalah orang-orang yang melampaui batas;
[8]Dan mereka yang menjaga amanah dan janjinya;
[9]Dan mereka yang tetap memelihara sembahyangnya;
[10]Mereka itulah orang-orang yang berhak mewarisi
[11]Yang akan mewarisi Syurga Firdaus; mereka kekal di dalamnya.
[12]Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal) dari tanah; [13]Kemudian Kami jadikan "pati" itu (setitis) air benih pada penetapan yang kukuh;
[14]Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku. lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi makhluk yang lain sifat keadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah sebaik-baik Pencipta.
[15]Kemudian, sesungguhnya kamu sesudah itu akan mati.
[16]Kemudian sesungguhnya kamu akan dibangkitkan hidup semula pada hari kiamat.
[17]Dan demi sesungguhnya, Kami telah menciptakan tujuh jalan di atas kamu, dan Kami pula tidak lalai daripada (menyediakan keperluan) makhluk-makhluk Kami.
[18]Dan Kami turunkan hujan dari langit dengan sukatan yang tertentu, serta Kami tempatkan dia tersimpan di bumi; dan sesungguhnya Kami sudah tentu berkuasa melenyapkannya.
[19]Kemudian, Kami tumbuhkan untuk kamu dengan air itu, kebun-kebun tamar (kurma) dan anggur. Kamu beroleh dalam kebun-kebun itu (berbagai jenis lagi) buah-buahan yang banyak, dan dari kebun-kebun itulah kamu beroleh rezeki penghidupan kamu.
[20]Dan (Kami juga menumbuhkan untuk kamu) pokok yang asal tumbuhnya di kawasan Gunung Tursina, yang mengeluarkan minyak dan lauk bagi orang-orang yang makan.
[21]Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu kamu beroleh punca-punca yang menyedarkan (tentang kemurahan dan kebijaksanaan Allah penciptanya); Kami beri kamu minum dari susu yang ada dalam perutnya, dan kamu beroleh banyak faedah lagi padanya; dan daripadanya juga kamu beroleh rezeki penghidupan kamu.
[22]Dan di atas binatang-binatang ternak itu, serta di atas kapal-kapal kamu diangkut.
[23]Dan demi sesungguhnya, Kami telah mengutuskan Nabi Nuh kepada kaumnya lalu berkatalah ia: "Wahai kaumku, sembahlah kamu akan Allah (sebenarnya) tidak ada Tuhan bagi kamu selain daripadaNya. Oleh itu, tidakkah kamu mahu bertaqwa kepadaNya?".
[24]Maka ketua-ketua yang kafir dari kaumnya berkata (sesama sendiri)): "Orang ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, ia bertujuan hendak melebihkan dirinya daripada kamu. Dan kalaulah Allah berkehendak (mengutuskan seorang Rasul) tentulah Ia menurunkan malaikat menjadi RasulNya. Kami tidak pernah mendengar seruan seperti ini dalam kalangan datuk nenek kami yang telah lalu.
[25]"Ia tidak lain hanyalah seorang lelaki yang mengidap penyakit gila. Oleh itu tunggulah akan perubahan keadaannya hingga ke suatu masa".
[26]Nabi Nuh berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku tolonglah daku, kerana mereka mendustakan seruanku".
[27]Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera dengan pengawasan serta kawalan Kami, dan dengan panduan wahyu Kami (tentang cara membuatnya); kemudian apabila datang hukum Kami untuk membinasakan mereka, dan air memancut-mancut dari muka bumi (yang menandakan kedatangan taufan), maka masukkanlah ke dalam bahtera itu dua dari tiap-tiap jenis haiwan (jantan dan betina), dan bawalah ahlimu (dan pengikut-pengikutmu) kecuali orang yang telah ditetapkan hukuman azab atasnya di antara mereka (disebabkan kekufurannya); dan janganlah engkau merayu kepadaku untuk menolong kaum yang zalim itu, kerana sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan dengan taufan sehingga mati lemas.
[28]"Kemudian apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu maka hendaklah engkau (bersyukur kepada Allah dengan) berkata: ` Segala puji tertentu bagi Allah yang telah menyelamatkan kami daripada orang-orang yang zalim '.
[29]"Dan berdoalah dengan berkata: ` Wahai Tuhanku, turunkanlah daku di tempat turun yang berkat, dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi tempat ' "
[30]Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (yang mendatangkan iktibar); dan sesungguhnya Kami tetap menguji (hamba-hamba Kami).

Wednesday, September 10, 2008

Dust is my bed
Embraces me
And it’s my cover now
The sand surrounds me
Even behind my back
And the grave tells a darkness of my affliction
And the brightness draws a line
Where is my family’s love?

They sold my loyalty!
And where is my group of friends?
They left my brotherhood
Where is the bliss of money?
It’s behind my back now
And my name (reputation)
Where is it shine between praises
This is my end dust is my bed

And love farewells its longing
And my elegizing cried
And the tears went dry after crying
And the universe became narrow and so is my space
And the grave became my ground and sky
This is my end dust is my bed
Fear fills my estrangement
And sadness is my illness
I expect firmness
And I swear it’s my cure
And for Allah I pray faithfully
You are my hope
Allah, I desire heaven, to find bliss in it.

by Ahmad Al Kandry


* Dunia adalah kesenangan dan kemewahan yang memperdayakan. Jangan terpedaya dengan dunia. Apabila tiba saat kematian, kita akan meninggalkan segala-galanya yang kita miliki di dunia- isteri/suami,anak-anak, harta yang banyak, rakan-rakan, pangkat dan kuasa segala tiada bererti lagi. Mahukah kita tertipu dengan dunia? Apakah ingatan itu akan hanya bergema ketika sudah menempuh MALAM PERTAMA DI DALAM KUBUR? Carilah bekalan amalan untuk dibawa ke dalam kubur. Jangan terpedaya dengan dunia yang sementara kerana kita akan menempuh alam yang kekal dan abadi.

Thursday, September 4, 2008

Hadis

Hadis Ibnu Abbas r.a: Sesungguhnya apabila Rasulullah s.a.w bangun pada malam hari untuk mendirikan sembahyang, baginda akan berdoa:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ

أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ Yang bermaksud:
Segala puji bagiMu.
Engkau adalah cahaya langit dan bumi.
Segala puji bagiMu.
Engkaulah yang mengatur segala urusan makhluk di langit dan di bumi.
Segala puji hanyalah bagiMu.
Engkau adalah Tuhan di langit dan bumi serta semua yang terkandung di antara keduanya.
Engkau adalah benar.
JanjiMu adalah benar.
FirmanMu adalah benar.
Peristiwa perjumpaan denganMu (Hari Akhirat) adalah benar.
Syurga adalah benar.
Neraka adalah benar.
Hari Kiamat adalah benar.
Ya Allah! Hanya kepadaMu aku berserah.
KepadaMu jugalah aku beriman.
KepadaMu jugalah aku bertawakkal.
KepangkuanMu jugalah aku kembali.
KepadaMu jugalah aku mengadu.
KepadaMu jugalah aku mengambil keputusan.
Maka ampunilah daku, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan dosa-dosaku yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam ataupun terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku.
Tiada Tuhan melainkan Engkau.

Wednesday, September 3, 2008

SURAH TAHA ( AYAT 53-55 )

[53](Dialah Tuhan) yang telah menjadikan bumi bagi kamu sebagai hamparan, dan Dia telah mengadakan bagi kamu padanya jalan-jalan lalu-lalang; dan Dia juga telah menurunkan hujan dari langit. Maka Kami keluarkan dengannya berjenis-jenis tanaman dan buah-buahan yang berlainan keadaannya.

[54]Makanlah kamu daripadanya dan berilah makan binatang-binatang ternak kamu; sesungguhnya semuanya itu mengandungi tanda-tanda yang membuktikan kemurahan Allah, bagi orang-orang yang berakal fikiran.
[55]Dari bumilah Kami ciptakan kamu, dan ke dalamnya Kami akan mengembalikan kamu, dan daripadanya pula Kami akan mengeluarkan kamu sekali lagi.

Sunday, August 24, 2008

Surah An-Naba' ( The Great News )


Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
Tentang apakah mereka bertanya-tanya? (78:1)

Tentang berita yang besar, (berita kebangkitan manusia hidup semula menerima balasannya). (78:2)

Yang mereka (ragu-ragu dan) berselisihan mengenainya. (78:3)

Jangan! (Janganlah mereka bersikap demikian!) Mereka akan mengetahui (dengan yakin tentang kebenaran hari balasan itu). (78:4)

Sekali lagi jangan! (Janganlah mereka berselisihan!) Mereka akan mengetahui kelak (tentang apa yang akan menimpa mereka). (78:5)

(Mengapa kamu ragu-ragukan kekuasaan Kami menghidupkan semula orang-orang yang telah mati?) Bukankah Kami telah menjadikan bumi (terbentang luas) sebagai hamparan? (78:6)

Dan gunung-ganang sebagai pancang pasaknya? (78:7)

Dan Kami telah menciptakan kamu berpasang-pasang? (78:8)

Dan Kami telah menjadikan tidur kamu untuk berehat? (78:9)

Dan Kami telah menjadikan malam (dengan gelapnya) sebagai pakaian (yang melindungi)? (78:10)

Dan Kami telah menjadikan siang (dengan cahaya terangnya) - masa untuk mencari rezeki? (78:11)

Dan Kami telah membina di atas kamu tujuh petala (langit) yang kuat kukuh? (78:12)

Dan Kami telah mengadakan matahari menjadi lampu yang terang-benderang cahayanya? (78:13)

Dan Kami telah menurunkan dari awan, air (hujan) yang mencurah-curah, - (78:14)

Untuk Kami mengeluarkan dengan air itu, biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, - (78:15)

Serta kebun-kebun yang subur bertaut-taut pokoknya? (78:16)

Sesungguhnya hari pemutusan hukum itu, adalah satu masa yang ditentukan, (78:17)

Iaitu masa ditiup sangkakala, lalu kamu (bangkit hidup) serta datang berpuak-puak (ke Padang Mahsyar); (78:18)

Dan (pada masa itu) langit dipecah belahkan sehingga tiap-tiap belahannya menjadi ibarat pintu yang terbuka luas, (78:19)

Dan gunung-ganang - setelah dihancurkan - diterbangkan ke angkasa, lalu menjadilah ia bayangan semata-mata seperti riak sinaran panas di padang pasir. (78:20)

Sesungguhnya neraka Jahannam adalah disediakan - (78:21)

Untuk orang-orang yang melampaui batas hukum Tuhan, sebagai tempat kembalinya. (78:22)

Mereka tinggal di dalamnya berkurun-kurun lamanya. (78:23)

Mereka tidak dapat merasai udara yang sejuk di dalamnya, dan tidak pula sebarang minuman - (78:24)

Kecuali air panas yang menggelegak, dan air danur yang mengalir, - (78:25)

Sebagai balasan yang sesuai (dengan amal mereka yang buruk). (78:26)

Kerana sesungguhnya mereka dahulu tidak menaruh ingatan terhadap hari hitungan amal, (78:27)

Dan mereka telah mendustakan dengan sesungguh-sungguhnya akan ayat-ayat keterangan Kami; (78:28)

Dan tiap-tiap sesuatu dari bawaan hidupnya, telah Kami hitung secara bertulis. (78:29)

(Setelah mereka masuk ke dalam neraka, dikatakan kepada mereka: "Oleh sebab kamu telah mendustakan ayat-ayat Kami) maka rasalah kamu (azab yang disediakan), kerana Kami tidak akan melakukan selain dari menambah berbagai azab kepada kamu". (78:30)

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, disediakan Syurga tempat mereka beroleh apa yang mereka ingini. (78:31)

(Mereka akan beroleh) taman-taman bunga dan kebun-kebun buah-buahan, terutama anggur; (78:32)

Dan perawan-perawan yang sebaya umurnya; (78:33)

Serta piala atau gelas yang penuh dengan minuman; (78:34)

Mereka tidak mendengar di dalam Syurga itu perkataan yang sia-sia, dan tiada pula perkataan yang dusta; (78:35)

Sebagai balasan dari Tuhanmu, iaitu satu limpah kurnia yang dikira cukup (menurut yang dijanjikanNya), (78:36)

Tuhan yang mentadbirkan tujuh petala langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Tuhan Yang Maha Pemurah, tidak ada sesiapapun diberi kuasa berkata-kata denganNya (untuk memohon pertimbangan tentang balasan atau pengurniaan itu); (78:37)

(Tambahan pula) pada masa Jibril dan malaikat-malaikat yang lain berdiri bersaf-saf (menunggu perintah Tuhan), tidak ada yang berani berkata-kata (memohon pertimbangan) melainkan yang telah diizinkan baginya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, serta ia berkata benar. (78:38)

Itulah keterangan-keterangan mengenai hari (kiamat) yang sungguh tetap berlakunya; maka sesiapa yang mahukan kebaikan dirinya, dapatlah ia mengambil jalan dan cara kembali kepada Tuhannya (dengan iman dan amal yang soleh)! (78:39)

Sesungguhnya (dengan keterangan-keterangan yang tersebut), Kami memberi amaran kepada kamu mengenai azab yang dekat (masa datangnya), - iaitu hari seseorang melihat apa yang telah diusahakannya; dan orang yang kafir akan berkata (pada hari itu): "Alangkah baiknya kalau aku menjadi tanah (supaya aku tidak dibangkitkan untuk dihitung amalku dan menerima balasan)". (78:40)

Friday, August 22, 2008

Fadhilat Ramadhan

Hadis 1

Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Umatku telah dikurniakan dengan lima perkara yang istimewa yang belum pernah diberikan kepada sesiapa pun sebelum mereka. Bau mulut daripada seorang Islam yang berpuasa adalah terlebih harum di sisi Allah daripada bau haruman kasturi. Ikan-ikan di lautan memohon istighfar (keampunan) ke atas mereka sehinggalah mereka berbuka puasa".
Allah mempersiapkan serta menghiasi jannah yang khas setiap hari dan kemudian berfirman kepadanya: "Masanya telah hampir tiba bilamana hamba-hambaKu yang taat akan meninggalkan segala halangan-halangan yang besar (di dunia) dan akan mendatangimu."
Pada bulan ini syaitan-syaitan yang durjana dirantaikan supaya tidak menggoda mereka ke arah maksiat-maksiat yang biasa mereka lakukan pada bulan-bulan selain Ramadhan. Pada malam terakhir Ramadhan (orang-orang yang berpuasa ini) akan diampunkan." Maka sahabat-sahabat Rasulullah SAW pun bertanya: "Wahai Pesuruh Allah, adakah itu malam lailatul Qadar?" Dijawab oleh Rasulullah SAW: "Tidak, tetapi selayaknya seorang yang beramal itu diberi balasan setelah menyempurnakan tugasnya."

Hadis 2

Ubadah Bin Somit ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda pada suatu hari ketika Ramadhan hampir menjelang: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, di mana Allah melimpah ruahkan di dalamnya dengan keberkatan, menurunkan rahmat, mengampuni dosa-dosa kamu, memakbulkan doa-doa kamu, melihat di atas perlumbaan kamu untuk memperolehi kebaikan yang besar dan berbangga mengenaimu di hadapan malaikat-malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah Taala kebaikan dari kamu. Sesungguhnya orang yang bernasib malang ialah dia yang dinafikan daripada rahmat Allah pada bulan ini."

Hadis 3

Abu Sa'id Al Khudri ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Setiap hari siang dan malam pada bulan Ramadhan, Allah Tabaraka wa Taala membebaskan begitu banyak sekali roh daripada api neraka. Dan pada setiap orang Islam pada setiap hari siang dan malam doanya pasti akan diterima."

Hadis 4

Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Terdapat tiga jenis orang yang doa mereka tidak ditolak; doa daripada orang yang berpuasa sehinggalah dia berbuka puasa; imam (penguasa) yang adil, dan orang yang dizalimi yang kerana doanya itu Allah mengangkatnya melepasi awan dan membuka untuknya pintu-pintu langit dan Allah berfirman: "Daku bersumpah demi kemuliaanKu, sesungguhnya Daku pasti menolongmu walaupun pada suatu masa nanti."

Hadis 5

Ibn Umar ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya mengirim rahmat ke atas mereka yang memakan sahur."

Hadis 6

Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berbuka satu hari di siang hari bulan Ramadhan tanpa alasan yang wajar (disegi syariah) atau sakit yang kuat, tidak akan dapat menampung atau mengganti hari tersebut walaupun akan berpuasa sehingga ke akhir hayatnya."

PUASA

" Wahai orang-orang yang beriman, telah wajib ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semuga kamu menjadi orang yang bertakwa."
Surah Al Baqarah, Ayat 183

Ditegaskan oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya yang diriwayatkan oleh Ahmad, An- Nasa'i dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah, yang bermaksud:

"Sesungguhnya telah datang kepada kamu bulan Ramadhan bulan yang penuh berkat. Allah telah fardhukan ke atas kamu berpuasa padanya. Sepanjang bulan Ramadhan itu dibuka segala pintu Syurga dan ditutup segala pintu neraka serta dibelenggu segala syaitan......."

PENGERTIAN PUASA
Puasa ertinya menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai terbit fajar hinggalah terbenam matahari.

PUASA WAJIB
Puasa bulan Ramadan, puasa kifarat dan puasa nazar.

PUASA SUNAT
Puasa enam hari pada bulan Syawal
Puasa hari Arafah
Puasa Hari Asyura pada 10 Muharam
Puasa bulan Syaaban
Puasa Isnin dan Khamis
Puasa tengah bulan iaitu 13,14,15 pada tiap-tiap bulan qamaria (tahun Hijrah)

PUASA MAKRUH
Puasa yang terus menerus sepanjang masa
Tidak termasuk dua hari raya dan hari tasyriq

PUASA HARAM
Puasa pada hari raya pertama Idil Fitri
Puasa pada hari raya pertama Haji
Puasa tiga hari sesudah hari raya haji atau hari tasyriq iaitu pada 11,12, dan 13 Zulhijjah.

SYARAT WAJIB PUASA
Berakal
Akhir Baligh (Cukup umur)
Kuat atau mampu mengerjakan puasa

SYARAT SAH PUASA
Islam
Mumayyiz (dapat membezakan yang baik dan buruk)
Suci daripada haid dan nifas
Dalam waktu yang dibolehkan berpuasa.

RUKUN PUASA
Berniat - Pada malam selama bulan Ramadhan hendaklah berniat di dalam hati bahawa kita akan mengerjakan puasa pada hari esok.
Menahan diri daripada segala yang membatalkan semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.

PERKARA YANG MEMBATALKAN PUASA
Makan dan minum dengan sengaja
Muntah dengan sengaja
Bersetubuh tanpa keluar mani pada siang hari bulan Ramadhan
Keluar darah haid atau nifas
Gila
Keluar mani akibat bersetubuh dengan perempuan. Tetapi keluar mani kerana bermimpi tidak membatalkan puasa.

ORANG YANG DIIZINKAN BERBUKA ATAU TIDAK BERPUASA
Orang yang sakit
Orang yang dalam perjalanan jarak jauh melebihi 52 batu atau 80.64 km.
Orang tua yang sudah lemah
Orang yang hamil dan orang yang menyusukan anak.

Tuesday, August 5, 2008

Ayat Al-Kursi

Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia

Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya)

Yang tidak mengantuk usahkan tidur

Yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi

Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisiNya melainkan dengan izinNya

Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka

Sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya)

Luasnya Kursi Allah (ilmuNya dan kekuasaanNya) meliputi langit dan bumi

Dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya

Dan Dia lah Yang Maha Tinggi (darjat kemuliaanNya)

Lagi Maha Besar (kekuasaanNya) (2:255)

Wednesday, July 30, 2008

Monday, July 28, 2008

Israk dan Mikraj

Maha Suci Allah yang memperjalankan hambaNya (Nabi Muhammad) pada satu malam dari Masjid Haram ke Masjid Aqsa yang kami berkati sekelilingnya, untuk kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.


Sempena bulan Rejab yang mulia ini, saya ingin merakamkan kisah yang sangat bermakna lagi simbolik dalam sejarah kemanusiaan iaitu Israk dan Mikraj.

Kisah ini merupakan rentetan peristiwa yang berlaku ke atas Nabi Muhammad saw secara langsung sebagai satu anugerah dan penghormatan Allah kepada baginda untuk memberikan satu pengiktirafan yang teragung kepada Penghulu Nabi dan Rasul.

Ianya juga merupakan satu mukjizat yang tidak diberi kepada mana-mana rasul sebelum ini. Selain itu, ia juga adalah merupakan satu perutusan untuk penyampaian anugerah yang paling agung iaitu solat. Kesemua ibadat seperti zakat, puasa atau haji disampaikan melalui malaikat Jibril, tetapi solat oleh sebab ketinggian darjatnya, ia disampaikan secara langsung melalui satu peristiwa gemilang lagi kudus di antara Rabbul Jalil dengan Nabi Muhammad saw.

Inilah detik teragung dan pengalaman yang paling manis buat Nabi Muhammad saw setelah mengalami tekanan perasaan apabila dua orang penyokong kuatnya iaitu Siti Khadijah dan bapa saudaranya Abu Talib meninggal dunia.

Perlu dinyatakan di sini bahwa oleh kerana kejadian ini berlaku secara 'luarbiasa', kita jangan sekali-kali mempertikaikan kesahihannya. Ia mesti dipandang sebagai satu kebenaran sebab ia adalah mukjizat Allah dan juga termaktub di dalam Al-Quran, sebagaimana yang tercatat di atas.

Sebenarnya Israk Mikraj menguji keimanan kita. Mereka yang percaya adalah manusia pilihan Allah manakala yang meragui kebenaran ini termasuk dalam kumpulan Abu Jahal yang mendustakannya. Manusia pertama yang percaya bulat-bulatialah Saidinia Abu Bakar. Lantas dia digelar As-Siddiq.

Perjalanan misteri ini adalah melibatkan jasad dan ruh Nabi Muhammad bukannya ruh saja (seperti dalam mimpi) seperti mana yang didakwa oleh orientalis. Dalam kesempatan ini diperturunkan kisah tersebut secara supaya dapat dikongsi bersama dan dijadikan bahan renungan untuk dijadikan iktibar. Yang baik kita jadikan teladan manakala yang buruk kita jadikan sempadan.
Kejadian Isra' (perjalanan dari Mekah ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis) dan Mikraj (perjalanan dari alam bumi ke alam langit hingga ke Sidratul Muntaha) ini berlaku pada malam 27 Rejab setahun sebelum hijrah.

Ketika itu Nabi sedang berbaring-baring bersama Saidina Hamzah dan Saidina Ja'afar di Hijr Ismail (Masjidil Haram), tiba-tiba datang malaikat Jibril dan Mikail mengangkat Nabi ke telaga zamzam. Di sana Nabi ditelentangkan dan berlakulah pembedahan di mana dada Nabi dibedah untuk dikeluarkan hatinya. Hati Nabi dicuci dengan air zamzam. Kemudian dimasukkan semula bersama unsur ruhani iman dan hikmat.

Setelah itu dadanya dijahit dan dimatrikan dengan khatimin nubuwwah. (Kejadian ini menjelaskan kepada kita bahawa peringkat pertama untuk berjalan menuju Allah ialah pembersihan diri dari segi jasmani dan rohani).

Selesai Nabi Muhammad menjalani operasi pembersihan jasmani dan rohani, baginda dipersilakan oleh Jibril untuk menunggang sejenis kenderaan yang amat canggih iaitu Buraq (seekor binatang dari alam malakut yang mempunyai pergerakan yang teramat laju).

Mengikut satu riwayat Buraq yang dipilih oleh Jibril ini merupakan satu-satunya haiwan yang mempunyai ciri teristimewa kerana sejak mendengar nama Nabi Muhammad, ia tidak tahan menanggung rindu sehingga tidak lalu untuk makan dan minum, bahkan saban masa duduk menangis tersedu-sedu. (Peristiwa ini menggambarkan kepada kita sedangkan seekor haiwan mempunyai rasa hormat yang amat tinggi terhadap Nabi Muhammad saw , betapa hal dengan diri kita yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad saw )

Buraq yang dibawa oleh Jibril itu agak liar tetapi bila Jibril mengatakan yang Nabi Muhammad akan naik di belakangnya, badannya berpeluh dan dengan rasa malu merendahkan badannya untuk ditunggang oleh Nabi. Buraq terus membawa Nabi dengan diiringi oleh Jibril di sebelah kanan dan Mikail di sebelah kiri. Maka bermulalah perjalanan yang amat bersejarah.

Beberapa minit perjalanan, sampailah di suatu tempat bernama Thaibah (Medina).
Di sini Jibril menyuruh Nabi berhenti untuk melakukan solat dua rakaat dan memberitahu di sinilah kelak Nabi akan melakukan hijrah. Kemudian perjalanan diteruskan lagi hingga sampai di satu tempat iaitu Bukit Tursina, iaitu tempat di mana Nabi Musa menerima wahyu. Di sini Nabi berhenti untuk melakukan solat dua rakaat. Perhentian seterusnya ialah di Baitul Laham, tempat kelahiran Nabi Isa, di mana Nabi sekali lagi mengerjakan solat. (Peristiwa ini menggambarkan kepada kita tentang perlunya mengerjakan solat sunat apabila singgah di masjid atau di tempat-tempat yang mulia)

Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi diperlihatkan dengan pelbagai peristiwa simbolik yang ganjil-ganjil. Setiap kali melihatnya, Jibril menerangkan hakikat sebenar peristiwa tersebut:

·Jin Ifrit membawa obor (api) sambil mengejar Nabi dari belakang.
Malaikat Jibril ajarkan doa menangkis serangan jin. Apabila Nabi membacanya, jin tersungkur.

·Sekumpulan manusia memecahkan kepala sendiri. Apabila bercantum dipecahkan lagi tanpa henti.
Balasan bagi orang yang tidak mengerjakan sembahyang.

·Sekumpulan manusia memakai cawat dihalau untuk makan buah berduri yang amat pahit atau api neraka.
Balasan bagi mereka yang tidak mengeluarkan zakat.

·Sekumpulan manusia dihidangkan dengan dua mangkuk berisi daging masak dan daging mentah yang busuk. Mereka memilih daging mentah.
Gambaran manusia yang berzina sedangkan mereka mempunyai pasangan yang sah.

·Beberapa orang tidak berdaya mengangkat seberkas kayu tetapi menambahkan lagi bebanan.
Gambaran orang yang diamanahkan sesuatu tugas, walaupun tidak mampu melaksanakannya tapi menerima amanah/tugas lain.

·Beberapa orang menggunting lidah dan bibir sendiri dengan gunting besi. Apabila bersambung semula digunting lagi tanpa henti.
Perbandingan orang yang menyuruh orang lain berbuat baik tapi dia sendiri tidak melakukannya.

·Sekumpulan orang berkuku tembaga menggaru muka dan dadanya sendiri sehingga habis daging, namun masih menggaru lagi.
Gambaran orang yang mengumpat dan membuka rahsia orang kepada orang lain serta menjatuhkan maruah mereka.

·Seekor lembu keluar dari satu lubang yang sempit, kemudian cuba masuk semula ke lubang itu tetapi tidak boleh.
Gambaran pasangan lelaki dan perempuan asing berbual perkara lucah, kemudian menyesal tapi tidak mampu menarik perkataannya.

·Seorang lelaki datang dari arah kanan Nabi meminta Nabi berhenti seolah-olah hendak bertanya sesuatu.
Seruan orang Yahudi. Jibril menerangkan jika Nabi melayan, nescaya ramai umatnya menjadi Yahudi.

·Seorang lagi datang dari arah kiri merayu Nabi supaya berhenti.
Seruan orang Nasrani menghalang sebaran Islam.

·Seorang wanita dengan perhiasan yang sarat meminta Nabi berhenti.
Gambaran tipu daya dunia. Jika Nabi menjawab ramai akan terpesona dengan keduniaan.

·Orang tua duduk di tepi jalan seraya menyuruh Nabi berhenti.
Seruan Iblis cuba menghalang usaha dakwah.

·Seorang wanita bongkok tiga menahan Nabi untuk bertanya sesuatu.
Gambaran umur dunia yang sangat tua dan tunggu saat untuk kiamat.

·Nabi tercium bau yang amat harum.
Tempat Mashitah dibunuh kerana mempertahankan keimanannya sehingga dia dan keluarga menjadi mangsa kepada Firaun.

·Kayu merentangi jalan sehingga menyukarkan orang lalu-lalang.
Gambaran orang yang suka berpeleseran dan melepak.

·Sekumpulan orang berenang di dalam sungai darah. Mereka dilempar dengan batu.
Batu-batu itu diambil dan dimakannya.
Gambaran orang yang makan riba.

·Sekumpulan manusia menanam gandum. Sesaat kemudian berbuah dan dituai.
Gambaran orang yang suka membelanjakan harta untuk perjuangan menegakkan kalimah Allah.

Selepas menyaksikan pelbagai jenis panorama, akhirnya sampailah mereka di Baitul Maqdis. Di sana telah menanti satu jemaah para nabi terdahulu. Nabi Muhammad saw solat tahyatul masjid dan Jibril menyuruh Nabi mengimami solat bersama barisan nabi terdahulu.

Kemudian Nabi dihidangkan dengan tiga gelas minuman berisi susu, arak dan madu. Nabi memilih gelas berisi susu, minuman fitrah manusia.

Selesai upacara Israk, sampai ketika Nabi Muhammad diMikrajkan. Sejenis tangga yang membawa Nabi ke angkasa. Maka bermulalah episod mikraj dari langit pertama hingga ke tujuh dan kemudiannya ke Sidaratul Muntaha. Setiap kali melalui lapisan langit, Jibril memberi salam dan sebaik Malaikat penjaga langit membuka pintu, Nabi Muhammad saw diperkenalkan dengan nabi yang sedia menunggu di situ. Kesemua nabi mendoakan kesejahteraan ke atas Nabi Muhammad saw:

· Langit pertama - Nabi berjumpa Nabi Adam, bapa segala manusia
· Langit kedua - Nabi berjumpa dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya
· Langit ketiga - berjumpa dengan Nabi Yusof
· Langit keempat - berjumpa dengan Nabi Idris
· Langit kelima - berjumpa dengan Nabi Harun
· Langit keenam - berjumpa dengan Nabi Musa
· Langit ketujuh - berjumpa dengan Nabi Ibrahim

Sunday, July 27, 2008

Kebesaran Allah















Allah telah tunjukkan keagungan dan kebesaranNya. Masih kita tidak mahu sujud padaNya dengan sebenar-benar sujud?


























Thursday, July 24, 2008

Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW

Khutbah ini disampaikan pada 9 Dzulhijjah 10 H di Lembah Uranah, Arafah.

Ya, saudara-saudaraku, fahamilah apa yang akan aku sampaikan, aku tidak tahu apakah tahun depan aku masih berada di antara kalian. Dengan itu dengarkan baik-baik apa yang kukatakan dan sampaikan ini kepada mereka yang tidak dapat hadir pada waktu ini.

Ya, saudara-saudaraku, seperti kita ketahui, bulan ini, hari ini dan kota ini adalah suci, oleh itu pandanglah kehidupan dan milik setiap orang Muslim sebagai kepercayaan yang suci. Kembalikan barang-barang yang diamanah kepadamu kepada pemilik yang sebenarnya.

Jangan kau lukai orang lain sebagaimana orang lain tidak melukaimu. Ingatlah bahwa kamu akan bertemu dengan Allah SWT dan Dia akan memperhitungkan amalanmu dengan sebenar-benarnya.

Allah SWT telah melarangmu memungut riba, oleh itu mula dari sekarang ini dan untuk seterusnya kewajiban membayar riba dihapuskan.

Waspadalah terhadap syaitan, demi keselamatan agamamu. Ia telah kehilangan semua harapannya untuk membawa kalian pada kesesatan yang nyata, tapi waspadalah agar tidak terjebak pada tipuan halusnya.

Ya, saudara-saudaraku, adalah benar kamu mempunyai hak tertentu terhadap isteri-isterimu, tapi mereka juga mempunyai hak atas dirimu. Apabila mereka mematuhi hakmu maka mereka memperoleh haknya untuk mendapat makanan dan pakaian secara layak. Perlakukanlah isteri-isterimu dengan baik dan bersikaplah manis terhadap mereka, karena mereka adalah pendampingmu dan penolongmu yang setia. Dan adalah hakmu untuk melarang mereka berteman dengan orang-orang yang tidak kamu sukai, dan juga terlarang melakukan perzinaan.

Ya, saudara-saudaraku, dengarkanlah baik-baik, sembahlah Allah, solat lima kali dalam sehari, laksanakan puasa selama bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat, serta laksanakan ibadah haji bila mampu.

Ketahuilah bahwa sesama Muslim adalah bersaudara. Kamu semua adalah sedarjat. Tidak ada perbezaan satu terhadap yang lain kecuali ketakwaan dan amal soleh. Ingatlah, suatu hari kamu akan menghadap Allah dan harus mempertanggung jawabkan semua amalanmu. Oleh kerana itu, berhati-hatilah jangan menyimpang dari jalan kebenaran setelah kepergianku nanti.

Ya, saudara-saudaraku, tidak akan ada Nabi atau Rasul sesudahku dan tidak akan ada agama lain yang lahir. Oleh itu dengarlah baik-baik ya saudaraku, dan fahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu, bahwa aku meninggalkan dua pusaka, Al-Qur’an dan contoh-contohku sebagai As-Sunnah dan bila kalian mengikutinya tidak mungkin akan tersesat.

Siapa yang mendengarkan perkataanku ini wajib menyampaikannya kepada yang lain dan seterusnya dan mungkin yang terakhir memahami kata-kataku ini akan lebih baik dari yang langsung mendengarkan.

Demi Allah aku bersaksi, bahwa aku telah menyampaikan ajaran-Mu kepada umatku ya Allah.
Sila sampaikan Mesej ini kepada saudara kita yang lain dan semoga Allah SWT akan memberikan RahmatNya.

Wednesday, July 23, 2008

Life After Death

Muslims believe that the present life is a trial in preparation for the next realm of existence. When a Muslim dies, he/she is washed and wrapped in a clean, white cloth (usually by a family member) and buried after a special prayer, preferably the same day. Muslims consider this a final service that they can do for their relatives and an opportunity to remember that their own existence here on earth is brief.

The question of whether there is life after death does not fall under the jurisdiction of science, as science is concerned only with classification and analysis of sense data. Moreover, man has been busy with scientific inquiries and research, in the modern sense of the term, only for the last few centuries, while he has been familiar with the concept of life after death since time immemorial.
All the Prophets of God called their people to worship God and to believe in life after death. They laid so much emphasis on the belief in life after death that even a slight doubt in it meant denying God and made all other beliefs meaningless.

The very fact that all the Prophets of God have dealt with this metaphysical question of life after death so confidently and so uniformly - the gap between their ages in some cases, being thousands of years - goes to prove that the source of their knowledge of life after death as proclaimed by them all, was the same, i.e. Divine revelation.

We also know that these Prophets of God were greatly opposed by their people, mainly on the issue of life after death, as their people thought it impossible. But in spite of opposition, the Prophets won many sincere followers.

The question arises: what made those followers forsake the established beliefs, traditions and customs of their forefathers, notwithstanding the risk of being totally alienated from their own community? The simple answer is: they made use of their faculties of mind and heart and realized the truth.

Did they realize the truth through perceptual consciousness? They couldn’t, as perceptual experience of life after death is impossible. God has given man besides perceptual consciousness, rational, aesthetic and moral consciousness too. It is this consciousness that guides man regarding realities that cannot be verified through sensory data. That is why all the Prophets of God while calling people to believe in God and life after death, appeal to the aesthetic, moral and rational consciousness of man.

For example, when the idolaters of Makkah denied even the possibility of life after death, the Quran exposed the weakness of their stand by advancing very logical and rational arguments in support of it:

And he (i.e. man) presents for Us an example (i.e. attempting to establish the finality of death) and forgets his [own] creation. He says, “Who will give life to bones while they are disintegrated?” Say, “He will give them life who produced them the first time; and He is, of all creation, Knowing.” [It is] He who made for you from the green tree, fire, and then from it you ignite. Is not He who created the heavens and the earth Able to create the likes of them? Yes, [it is so]; and He is the Knowing Creator. (Quran, 36:78-81)

On another occasion, the Quran very clearly says that the disbelievers have no sound basis for their denial of life after death. It is based on pure conjecture:

And they say, “There is not but our worldly life; we die and live (i.e. some people die and others live, replacing them) and nothing destroys us except time.” And they have of that no knowledge; they are only assuming. And when Our verses are recited to them as clear evidences, their argument is only that they say, “Bring [back] our forefathers, if you should be truthful.” Say, “God causes you to live, then causes you to die; then He will assemble you for the Day of Resurrection, about which there is no doubt,” but most of the people do not know. (Quran, 45:24-26)

Surely God will raise all the dead. But God has His own plan of things. A day will come when the whole universe will be destroyed and then the dead will be resurrected to stand before God. That day will be the beginning of a life that will never end, and on that day every person will be rewarded by God according to his or her good or evil deeds.

The explanation that the Quran gives about the necessity of life after death is what the moral consciousness of man demands. Actually, if there is no life after death, the very belief in God becomes meaningless or even if one believes in God, it would be n unjust and indifferent God, having once created man and now not being concerned with his fate.

Surely, God is just. He will punish the tyrants, whose crimes are beyond count - having tortured and killed hundreds or thousands of innocent people, created great corruption in society, enslaved numerous persons to serve their whims, etc., because man has a very short life span in this world and because numerous individuals are affected by one’s actions, adequate punishments and rewards are not possible in this life. The Quran very emphatically states that the Day of Judgment must come and that God will decide the fate of each soul according to his or her record of deeds:

But those who disbelieve say, “The Hour (i.e. the Day of Judgment) will not come to us.” Say, “Yes, by my Lord, it will surely come to you. [God is] the Knower of the unseen.” Not absent from Him is an atom’s weight within the heavens or within the earth or [what is] smaller than that or greater, except that it is in a clear register - That He may reward those who believe and do righteous deeds. Those will have forgiveness and noble provision. But those who strive against Our verses [seeking] to cause failure (i.e. to undermine their credibility) - for them will be a painful punishment of foul nature. (Quran, 34:3-5)

The Day of Resurrection will be the Day when God’s attributes of Justice and Mercy will be in full manifestation. God will shower His mercy on those who suffered for His sake in the worldly life, believing that an eternal bliss was awaiting them. But those who abused the bounties of God, caring nothing for the life to come, will be in the most miserable state. Drawing a comparison between them, the Quran says:

Then is he whom We have promised a good promise which he will meet [i.e. obtain] like he for whom We provided enjoyment of worldly life [but] then he is, on the Day of Resurrection, among those presented [for punishment in Hell]? (Quran, 28:61)

The Quran also states that this worldly life is a preparation for the eternal life after death. But those who deny it become slaves of their passions and desires, making fun of virtuous and God-conscious persons.

Such persons realize their folly only at the time of their death and wish to be given a further chance in the world but in vain. Their miserable state at the time of death, and the horror of the Day of Judgment, and the eternal bliss guaranteed to the sincere believers are very clearly and beautifully mentioned in the following verses of the Quran:

[For such is the state of the disbelievers], until, when death comes to one of them, he says, “My Lord, send me back that I might do righteousness in that which I left behind (i.e. in that which I neglected).” No! It is only a word he is saying; and behind them is a barrier until the Day they are resurrected. So when the Horn is blown, no relationship will there be among them that Day, nor will they ask about one another. And those whose scales are heavy [with good deeds] - it is they who are the successful. But those whose scales are light - those are the ones who have lost their souls, [being] in Hell, abiding eternally. The Fire will sear their faces, and they therein will have taut smiles (i.e. their lips having been contracted by scorching until the teeth are exposed). (Quran, 23:99-104)

The belief in life after death not only guarantees success in the Hereafter but also makes this world full of peace and happiness by making individuals most responsible and dutiful in their activities.

Think of the people of Arabia before the arrival of the Prophet Muhammad . Gambling, wine, tribal feuds, plundering and murdering were their main traits when they had no belief in life after death. But as soon as they accepted the belief in the One God and life after death they became the most disciplined nation of the world. They gave up their vices, helped each other in hours of need, and settled all their disputes on the basis of justice and equality. Similarly the denial of life after death has its consequences not only in the Hereafter but also in this world. When a nation as a whole denies it, all kinds of evils and corruption become rampant in that society and ultimately it is destroyed.

The Quran mentions the terrible end of Aad, Thamud and the Pharaoh in some detail:

[The tribes of] Thamud and Aad denied the Striking Calamity [i.e. the Resurrection]. So as for Thamud, they were destroyed by the overpowering [blast]. And as for Aad, they were destroyed by a screaming, violent wind which He [i.e. God] imposed upon them for seven nights and eight days in succession, so you would see the people therein fallen as if they were hollow trunks of palm trees. Then do you see of them any remains? And there came Pharaoh and those before him and the overturned cities (i.e. those to which Lot was sent) with sin. And they disobeyed the messenger of their Lord, so He seized them with a seizure exceeding [in severity]. Indeed, when the water overflowed, We carried you [i.e. your ancestors] in the sailing ship (i.e. which was constructed by Noah). That We might make it for you a reminder and [that] a conscious ear would be conscious of it. (Quran, 69:4-12)

Events of the Day of Judgment
God states in the Quran about the events of the Day of Judgment:

Then when the Horn is blown with one blast, and the earth and the mountains are lifted and leveled with one blow [i.e. stroke] - Then on that Day, the Occurrence [i.e. Resurrection] will occur, And the heaven will split [open], for that Day it is infirm (i.e. weak, enfeebled and unstable). And the angels are at its edges. And there will bear the Throne of your Lord above them, that Day, eight [of them]. That Day, you will be exhibited [for judgment]; not hidden among you is anything concealed (i.e. any person or any secret you might attempt to conceal). So as for he who is given his record in his right hand, he will say, “Here, read my record! Indeed, I was certain that I would be meeting my account.” So he will be in a pleasant life - In an elevated Garden, Its [fruit] to be picked hanging near. [They will be told], “Eat and drink in satisfaction for what you put forth (i.e. literally, advanced in anticipation of reward in the Hereafter) in the days past.” But as for he who is given his record in his left hand, he will say, “Oh, I wish I had not been given my record, and had not known what is my account. I wish it [i.e. my death] had been the decisive one (i.e. ending life rather than being the gateway to eternal life). My wealth has not availed me. Gone from me is my authority.” [God will say], “Seize him and shackle him. Then into Hellfire drive him. Then into a chain whose length is seventy cubits insert him.” Indeed, he did not used to believe in God, the Most Great. (Quran, 69:13-33)

The Prophet Muhammad taught that three things continue to benefit a [believing] person even after death - charity which he had given (which continues to benefit others), beneficial knowledge which he had left behind (i.e. authored or taught), and supplication on his behalf by a righteous child (Narrated by Saheeh Muslim).

Thus, there are very convincing reasons to believe in life after death:
1) All the Prophets of God have called their people to believe in it.
2) Whenever a human society is built on the basis of this belief, it has been the most ideal and peaceful society, free of social and moral evils.
3) History bears witness that whenever this belief is rejected collectively by a group of people in spite of the repeated warning of the Prophet, the group as a whole has been punished by God even in this world.
4) Moral, aesthetic and rational faculties of man endorse the possibility of the life after death.
5) God’s attributes of Justice and Mercy have no meaning if there is no life after death.

KLClock

Kuala Lumpur

Followers

Laman Chat


ShoutMix chat widget

Meta

Search This Blog